15 Jul 2011

Which One is More Controllable : Price or Expenses ?

Oleh : Maria Donna

Price (harga jual) dan Expenses (biaya) adalah dua komponen yang menentukan besarnya perolehan laba perusahaan. Setiap perusahaan ingin mendapatkan prestasi yang baik dengan melakukan penjualan yang tinggi dan mengeluarkan biaya yang serendah mungkin.

Harga jual dan biaya merupakan variable yang dapat dikendalikan. Tanpa adanya pengendalian yang baik, penjualan dan biaya tidak bisa tercapai sesuai harapan.

Expenses (Biaya)

Tidak ada satu biayapun yang tidak dapat dikendalikan. Semua kegiatan yang menimbulkan biaya harus mendapat otorisasi dari orang-orang yang bertanggungjawab pada kegiatan tersebut, oleh karena itu biaya dapat dikendalikan pada tingkatan manajemen tertentu. 

Biaya penyusutan sekalipun, bisa dikendalikan. Mungkin pada jangka pendek tidak dapat dikendalikan, tetapi terkendali pada jangka panjang. Dalam hal ini manajemen puncak memegang kendali saat mengambil keputusan untuk mengganti mesin lama.

Pengendalian biaya berarti serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya.

Pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah, sebagai berikut:

a. Menetapkan standar untuk biaya;

Penggunaan perangkat biaya standar menjadi salah satu alternatif perusahaan untuk menunjang proses pengendalian biaya produksi.

Dalam penentuan biaya standar perunit manajer dihadapkan 2 keputusan yaitu :
1. jumlah input perunit output.
2. jumlah yang harus dibayar untuk jumlah input yang dipergunakan.
Tahap ini merupakan tahap dilakukannya perencanaan biaya, penyusunan budget-budget biaya yang realistis untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban.

b. Membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya;

Lakukan evaluasi atas setiap biaya yang telah terjadi, bandingkan dengan budget yang telah dibuat.

c.  Pertanggungjawaban

Jika terjadi penyimpanyan biaya, tentukan bagian organisasi perusahaan ataupun diluarnya yang bertanggung  jawab atas adanya penyimpangan, dan

d. Melakukan tindakan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan.

Price (Harga Jual)

Harga merupakan variable yang dapat dikendalikan. Penetapan harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan dengan pertimbangan berbagai hal.

‘Harga merepresentasikan mutu suatu produk. Harga bertujuan untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas pesaing. Biasanya harga ditentukan setinggi mungkin, karena masih ada anggapan bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih tinggi dari harga pesaing’ (Kasmir dan Jakfar, 2006).

Tidak semua produk bisa menganut teori tersebut, harus diperhatikan juga situasi pasar. Berikut beberapa strategi untuk menentukan besarnya harga jual :

Empat strategi menentukan harga jual
 
1. Cost based pricing (Strategi menetapkan harga jual atas dasar biaya)
Harga jual ditetapkan setelah menghitung biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi.
Dengan dasar ini, ada dua cara menentukan harga jual :
-  Cost plus pricing
    Harga jual = harga pokok produksi + persentase laba yang ditetapkan

Persentase laba yang akan ditetapkan, dipastikan cukup untuk menutup biaya operasi dan laba yang diharapkan.

-  Target profit pricing
    Harga jual produk ditetapkan dengan tujuan akan memberikan target keuntungan pada suatu tingkat total
    biaya dengan suatu volume produksi standar yang diperkirakan.

2. Strategi situasi pasar

Harga jual ditetapkan berdasarkan hukum penawaran dan permintaan yang sedang terjadi dipasar.
Dalam teori ekonomi pasar, terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu membentuk titik pertemuan harga dan kuantitas. Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.

Di sini penentuan harga dilakukan berdasarkan hukum penawaran dan permintaan yang ada di pasar. Kalau permintaan meningkat sementara penawarannya tetap atau malah menurun, sudah tentu harganya akan naik. Begitu pula sebaliknya. Kalau pasokan barang berlimpah di pasar sementara permintaan dari pelanggan tetap, harganya cenderung akan turun.

3. Competition based pricing (Strategi menetapkan harga jual berdasarkan pesaing)

Sebelum menetapkan harga jual, lebih dahulu miliki data harga produk pesaing yang ada di pasar. Setelah itu baru putuskan memasang harga di bawah atau pada tingkat harga rata-rata produk serupa milik pesaing dipasaran.
Untuk mengatakan murah atau mahalnya harga suatu produk menurut konsumen, perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan produk serupa yang dijual perusahaan lain.

Dengan strategi ini, ada dua cara menentukan harga jual :

-    Going rate pricing (penetapan harga rata-rata)

Harga jual = harga jual yang ditetapkan pesaing

Jika perusahaan mengalami kesukaran dalam mengukur biaya, dan kesulitan memprediksi reaksi para pembeli dan saingan, agar tidak mengganggu keseimbangan harga di pasar lebih baik mengikuti harga yang berlaku di pasar.

-    Sealed bid pricing (penetapan harga tender)

Harga jual < harga jual yang ditetapkan pesaing
   
Strategi ini ditetapkan untuk produk yang biasanya dicari oleh pembeli dengan harga yang paling rendah dengan spesifikasi yang ditrtapkan.

4. Value based pricing (Strategi menetapkan harga jual berdasarkan permintaan)

Harga jual ditetapkan berdasarkan nilai produk tersebut di mata konsumen atau biasa dikenal Perceive Value Pricing. Cara ini dilakukan jika produk tersebut merupakan produk inovatif atau memiliki keunggulan daya saing yang kuat dibanding produk lainnya. Bisa juga memiliki perbedaan yang cukup menonjol yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Jadi, biaya dan harga jual, sesungguhnya bisa dikendalikan dengan kebijakan yang terencana, mana yang lebih bisa dikendalikan?