26 Apr 2011

10 Marketing Tips Terbaik di Sepanjang Masa


Oleh:  Michael Fleischner
 
Lebih dari satu dekade dalam marketing, rangking dari pay-per-click dibandingkan dengan email langsung, maka ada banyak kegagalan dan keberhasilan secara marketing.

Saat ini seni marketing jauh lebih kompleks dari yang pernah ada sebelumnya. Bagaimanapun juga banyak prinsip dasar yang sama yang masih bisa digunakan. Terlalu sering para marketer profesional dan pemilik bisnis kecil mengabaikan tehnik-tehnik dasar yang memisahkan kampanye sukses dari mereka yang tidak pernah mencapai titik balik.

Berikut adalah daftar tips marketing efektif. Semoga berguna.

Kenali audiens Anda. Kampanye-kampanye sukses banyak disebabkan karena para marketer mengenali audiens mereka. Mereka sepenuhnya memahami kebutuhan audiens, bagaimana menolong mereka saat ada dalam keperluan dan bagaimana menciptakan permintaan. Mengetahui dan memahami audiens Anda melalui segmentasi pasar yang tepat juga berarti kampanye dengan target tepat yang akan menghasilkan keuntungan kembali.

Fokus kepada apa yang Anda tawarkan. Sebuah penawaran marketing adalah suatu kekuatan yang mendorong promosi marketing untuk meraih hasil. Pada kenyataannya, testing market telah membuktikan bahwa suatu penawaran adalah kriteria paling signifikan untuk konversinya. Fokuskan pada penawaran Anda jika Anda ingin sukses.

Split test. Jangan pernah lakukan kampanye tanpa melakukan testing pada suatu hal. Salah satu yang paling biasa adalah melakukan split test yang mengijinkan Anda secara simultan melakukan pengujian secara dua versi pada suatu hal. Hal ini bisa berupa website, postcard, atau email. Split testing adalah sangat esensial untuk meningkatkan performa.

Jangan pernah bekerja sendirian. Ide paling kreatif datang saat Anda bekerja dengan mereka yang kreatif lainnya. Jangan merasa seakan Anda perlu untuk harus memiliki semua jawaban ataupun ide-ide yang hebat. Anda bisa mulai dengan sebuah ide, tetapi buatlah dialog terbuka dengan individu-individu kreatif lainnya untuk menjadikannya lebih baik.

Jangan menjual pada harganya. Ada begitu banyak marketer yang gagal karena mereka menjual sendiri Hal ini mengarah kepada perang diskon, keuntungan rendah, dan banyak kali kebangkrutan. Lebh baik fokuskan pada menciptkan lebih banyak nilai sehingga persepsi harga menjadi signifikan.

Konsisten membuat pesan. Pikirkanlah seluruh pengalaman pengguna sebelum Anda merilis sebuah kampanye. Dari email hingga website penawaran, apakah prospek memilki pengalaman pengguna yang konsisten? Jika iya, maka kampanye Anda berada di atas 98% dari lainnya.

Buatlah nilai sesudah penjualan. Sebagai marketer, adalah tugas Anda untuk memahami segmentasi pasar dan membangun hubungan, tidak membuang orang di depan pintu toko Anda dan pergi meninggalkan mereka. Fokus sebanyak mungkin pada energy Anda atas membangun hubungan dengan konsumen yang Anda prospek.

Test. Test. Test. Tidak hanya melakukan split testing, Anda perlu memikirkan berbagai bentuk testing di tiap disiplin marketing. Untuk direct mail, ujilah headlines, penawaran, copy, waktu mengirimkan direct email time, dll. Pikirkanlah testing sebagai misi seumur hidup.

Pekerjaan marketing terintegrasi adalah yang terbaik. Anda tidak dapat bergantung kepada satu bentuk marketing untuk meraih keberhasilan. Gunakan berbagai sumber media untuk mencapai tujuan-tujuan Anda.

Tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman. Anda bisa kehabisan dan menyewa semua konsultan terbaik di dunia, tetapi Anda tetap harus bekerja. Tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman actual. Hal ini mampu menjadikan Anda marketer yang lebih kuat dan lebih sukses dalam waktu yang lama.

Aplikasikan tips marketing ini jikalau Anda ingin benar-benar berhasil. Tehnik-tehnik dan tips ini diaplikasikan para marketer sukses sehari-hari. Hasilnya adalah keberhasilan yang terus bertumbuh dalam marketing.

22 Apr 2011

Efek Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan


Oleh : Sonya Nainggolan

Suatu kali saya melihat sebuah buku yang menurut saya sangat menarik yaitu buku The Starbucks Experience karya Joseph A Michelli. Dibuku tersebut dikatakan bahwa Starbucks  sangat memperhatikan pelatihan karyawannya bahkan dana yang cukup besar dikeluarkan untuk hal pelatihan tersebut dibandingkan dengan biaya promosi, bahkan dari beberapa rekan kerja yang saya tanyakan dari mana mereka pertama kali mengenal Starbucks ternyata bukan dari iklan tetapi dari mulut ke mulut. Tidak banyak memang perusahaan yang sangat menghargai karyawannya sehingga memberikan pelatihan-pelatihan bagi kemajuan karyawannya. 

Kepuasan karyawan sangat menentukan kinerja kerjanya, jika karyawan puas dengan apa yang di dapat dari perusahaan maka ia bekerja dengan giat dan jika semua karyawan bekerja dengan maksimal sudah dipastikan perusahaanpun akan mengalami kemajuan.  Tetapi jika karyawan merasa kurang puas, bahkan merasa kurang diperhatikan hanya sebagai “sapi perah” maka karyawanpun akan bekerja dengan asal-asalan yang penting pekerjaan selesai soal hasilnya baik atau banyak salah tidak diperdulikan. Bahkan mungkin berusaha cepat selesai yang penting target tercapai dan waktu yang sisa dapat digunakan untuk bersantai atau mengurus urusan pribadi.

Banyak hal yang dapat diperhatikan perusahaan bagi kepuasan karyawannya misalnya saja perhatikan tunjangan yang saat ini diterimanya terlebih tunjangan kesehatan. Atau berikan reward bagi karyawan jika targetnya tercapai atau penghargaan lainnya. Disebuah perusahaan swasta setiap hari Senin pagi selalu diberikan briefing oleh pihak management pada saat briefing tersebut selalu diumumkan karyawan yang “berjasa” pada perusahaan tersebut pada minggu itu dan kemudian diberikan hadiah. Kriteria yang diberikan memang sangat sederhana. Jangan bayangkan bahwa hadiah selalu berhubungan dengan uang yang cukup besar, sebab ternyata hadiah yang diberikan berupa voucher belanja dengan jumlah yang tidak besar, atau voucher makan disalah satu waralaba Jepang. Tetapi bagi karyawan yang menerimannya merasa bahwa dia sangat dihargai sehingga dia akan bekerja dengan lebih baik lagi. Dan jika setiap karyawan akan berlomba memberi yang terbaik, hasilnya setiap tahun target perusahaan tersebut selalu tercapai bahkan melebihi target. Kerja keras karyawan pasti berdampak bagi  kemajuan bisnis perusahaan.

Seorang HR jangan hanya bicara soal peraturan, prosedur dan kebijakan tetapi perhatikan reward yang bisa diberikan kepada karyawan. Tidak akan rugi jika perusahaan memperhatikan kepuasan karyawan sebab hasilnya adalah kemajuan perusahaan.

11 Apr 2011

Menggali Calon Prospek Atau Referensi


Oleh : Jiuli
Sebagai tenaga pemasaran atau marketing data calon prospek atau yang sering kita sebut dengan database merupakan kebutuhan pokok untuk kita bisa melakukan prospek. Pertama kali Anda menjadi tenaga pamasaran, pastilah yang Anda lakukan membuat database atau list nama orang-orang yang bisa di prospek, dengan perjalanan melakukan prospek mungkin pernah Anda sudah merasa habis database, sudah semuanya Anda prospek, siapa lagi yang harus Anda prospek. Namun sebagai tenaga pemasaran tidak boleh kita habis akal untuk mencari orang-orang yang harus di prospek. Oleh sebab itu perlu kita mengali calon prospek atau referensi.
Adapun cara-cara yang dapat Anda lakukan:
1. Get referral from your existing client
Kunjungilah kembali klien Anda, melalui kunjungan yang ada Anda bisa meminta referensi dari klien Anda. Klien Anda bisa saja mereferensikan teman, kerabat ataupun saudaranya kepada Anda. Melalui cara ini ratio Anda untuk bertemu dengan yang di referensikan lebih mudah karena Anda bisa membawa nama customer Anda sehingga orang yang direferensikan menjadi lebih nyaman, bahkan tidak tutup kemungkinan klien Anda menjadi perantara Anda dengan orang yang direferensikan. Dari cara ini ratio closing pun lebih terasa mudah.
2. Building new community
Anda bisa membangun komunitas baru untuk memperoleh calon prospek seperti mengikuti arisan tetangga, fitnes, mengikuti pertemuan bussinesman, mengikuti seminar. Dari sana Anda menjalin hubungan sebagai teman dengan anggota dalam komunitas yang Anda ikuti dan pada satu kesempatan Anda bisa melakukan prospek terhadap mereka, dengan demikian mereka mengenal Anda dulu siapa sehingga mereka menjadi lebih nyaman ketika suatu hari Anda melakukan prospek terhadap mereka.
3. Canvasing
Cara ini sering dilakukan oleh tenaga pemasaran melalui pameran ataupun door to door, Anda mencoba prospek orang-orang yang tidak dikenal. Memang melalui cara ini ratio untuk closing tidaklah besar tapi tidak tutup kemungkinan closing bisa terjadi melalui follow up yang Anda lakukan.
Jadi sebenarnya Anda tidak perlu habis akal memikirkan siapa lagi yang harus Anda prospek, setiap aktivitas yang Anda lakukan terutama yang berkaitan dengan bisnis atau usaha Anda bisa memberikan peluang untuk Anda menemukan calon prospek Anda bahkan hot prospect.

8 Apr 2011

Pemborosan Klasik yang Merugikan


Oleh : Palimirma
Biaya merupakan factor yang sangat diperhatikan oleh seorang pengusaha. Biaya yang dikeluarkan akan sangat menentukan berapa besar keuntungan akan diperoleh. Biaya tidak mungkin dinolkan karena untuk menghasilkan satu produk maka pasti akan dibutuhkan biaya untuk modal. Dan dalam upaya untuk mendapatkan produk-produk yang memiliki kualitas maka terdapat biaya yang dibutuhkan untuk membuat produk yang satu berbeda dengan produk yang lain. Dalam hal ini kualitas yang diharapkan lebih baik dari kualitas produk-produk saingan (kompetitor).

Total Quality Management sangat membantu untuk mengefektifkan biaya yang harus dikeluarkan tanpa harus menurunkan kualitas atau mutu produk. Human Sigma, ISO, Just in Time, Kaizen merupakan metoda-metoda Quality management yang mengupayakan suatu sistem kerja dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Sehingga dengan menggunakan metoda kerja yang efektif maka akan diperoleh hasil produksi yang optimal. Kalau kita golongkan berdasarkan biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi maka terdapat 2 jenis biaya dalam proses ini:
1. Biaya produksi (actual cost): yaitu biaya-biaya yang pasti akan dikeluarkan untuk penyelenggaraan proses produksi. Misalnya: biaya bahan baku, biaya mesin, gaji sdm, pengiriman barang dan yang lain-lain yang terjadi dalam rangka pembuatan produk.

2. Biaya kualitas (cost of quality): yaitu biaya yang timbul dengan cara mendata semua tindakan yang dilakukan baik untuk mencegah terjadinya problem (preventive cost), untuk memastikan tidak ada problem (appraisal cost) dan untuk menindaklanjuti problem yang ada (failure cost), baik sebelum dikirim ke customer ataupun setelah dikirim ke customer.

Perbedaan kedua biaya di atas, adalah actual cost atau biaya produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan. Tetapi Cost of Quality adalah komponen biaya yang bisa diminimasi atau di tekan seminimal mungkin. Salah satu komponen yang termasuk di dalam Cost of Quality adalah: Cost of Waste atau Failure Cost. Kedua jenis cost atau biaya ini termasuk di dalam type pemborosan.

Upaya apa yang saat ini dipilih oleh produsen dalam rangka memproduksi produknya sehingga menghasilkan keuntungan yang semaksimal mungkin?

Seringkali produsen menaikkan harga jualnya sehingga dapat mengimbangi biaya dan pengeluaran yang cenderung melambung tinggi akibat membengkaknya biaya produksi. Cara ini bisa disebut cara konvensional. Akibatnya konsumen akan ragu-ragu atau menimbang-nimbang untuk membeli apabila harga terus melambung sementara valuenya tetap sama. Akibat lainnya adalah itu calon pembeli dapat beralih dan berpaling dengan membeli produk dari brand (merek) lain yang tersedia.

Alternatif cara yang efektif untuk menyiasati kenaikan harga-harga bahan baku dan biaya penunjang produksi lainnya di satu sisi dan menghindarkan kenaikan harga barang jadi (output) di sisi lainnya adalah: menekan biaya-biaya yang termasuk dalam golongan pemborosan (waste). Kedua adalah: Aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah (non added value) perlu diidentifikasi dan dilakukan perbaikan dengan menghilangkan atau minimal menguranginya.

Sehubungan dengan hal di atas terdapat 7 (tujuh) jenis pemborosan klasik yang sering menjadi fokus dalam tindakan mengurangi pemborosan antara lain:

1. Produksi berlebih (over production). Membuat part/produk yang berlebih atau tidak dibutuhkan. Untuk itu proses planning secara menyeluruh dan detil sangat diperlukan untuk menghindari adalanya over production.
2. Waktu menunggu (waitingtime). Umumnya terjadi karena belum ratanya line balancing di lini produksi. Ada bagian/orang yang sangat sibuk dan kelelahan, di sisi lainnya terdapat bagian/orang yang sangat santai tanpa ada sesuatu yang dilakukan.
3. Pengangkutan (transporation). Suatu kondisi perpindahan/pengangkutan barang atau informasi yang kurang efektif. Tujuan yang sama tetapi dipakai beberapa kendaraan, padahal dari segi kecukupan muatan dan rute yang ditempuh masih memenuhi syarat dan mampu dibawa oleh satu armada/kendaraan sekaligus. Di sini yang diperlukan adalan Capacity Planning dan juga pengaturan flow proses produksi.
4. Proses (process) berlebih. Melakukan suatu proses yang pada akhirnya sesungguhnya tidak dibutuhkan atau diganti dengan spesifikasi yang lain.
5. Persediaan/stok (inventory). Stok yang terlalu banyak mengakibatkan biaya-biaya tambahan lain seperti gudang penyimpanan, menjaga agar tidak rusak atau hilang, dan lain sebagainya.
6. Gerakan yang tidak perlu. Segenap pergerakan pekerja yang tidak memiliki nilai tambah. Bergerak tetapi sesungguhnya gerakan tersebut tidak menambah nilai (value) bagi customer. Mangambil scrap, part yang jatuh ke body mesin atau ke lantai, membuka tali pengikat material, membuka dan menempatkan kardus sebagai tempat finish good adalah beberapa di antaranya.
7. Barang cacat (product defect). Segala output yang di luar spesifikasi dan perlu perbaikan ulang (rework). Proses pengerjaan ulang membutuhkan biaya tambahan yang sesungguhnya tidak perlu, sehingga dibutuhkan metode kerja yang lebih baik untuk menghindarkan terjainya produk defect.

Yang disebutkan di atas seringkali dianggap remeh sehingga tidak diperhatikan secara khusus. Tetapi apabila dilakukan penelitian dan analisa secara mendetail, maka secara kumulatif semua pemborosan ini akan menghasilkan kerugian yang signifikan.

Ada satu lagi jenis pemborosan yang justru sering diabaikan dan luput dari perhatian. Beberapa orang menyebutnya dengan unused employ creativity (kreativitas karyawan yang tidak digunakan). Bahkan ada yang lebih jelas lagi, unexploited knowledge. Failure when it comes to exploiting the knowledge and talent of the employees. Karyawan mempunyai talenta, ide atau kreativitas yang bagus dan bernilai, namun perusahaan atau manajemen puncak mengabaikannya dan tidak mampu memberdayakannya dengan baik.

Walau pun tergolong unik, namun kondisi seperti ini sering dijumpai bahkan di perusahaan yang mapan sekali pun. Pengetahuan dan kemampuan para karyawannya tidak mampu dimanfaatkan secara optimal. Seharusnya potensi seperti ini dapat digali dan dikembangkan yang pastinya akan mendongkrak keuntungan perusahaan.

Mulailah dengan meminimasi pemborosan, pastilah pekerjaan akan semakin efektif dikerjakan dan menghasilkan peningkatan kualitas dan juga profit.